INGREDIENS

Cengkih

rempah
Cengkih (Syzygium aromaticum). Foto: wikemedia commons
Melalui flora kita bisa mengingat kembali sebuah sejarah. Masih tersimpan dalam memori kita sejarah mengapa bangsa asing seperti Portugis dan Belanda tertarik untuk datang ke Indonesia. Selain 3G (Gold, Gospel and Glory), bangsa-bangsa tersebut sangat mengincar kekayaan rempah-rempah Indonesia. Salah satunya adalah cengkih. Lantas apa yang menjadi keistimewaan cengkih?
Cengkih, cengkeh atau cingkeh (Syzygium aromaticum) merupakan tanaman rempah yang termasuk dalam komoditas sektor perkebunan. Menurut Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pasca Panen Pertanian, sejak tahun 22 sebelum Masehi, cengkih digunakan sebagai pewangi alami. Contohnya di Tiongkok. Dalam upacara kematian cengkih dimasukan ke dalam peti mati dan perwira yang ingin menghadap kaisar diharuskan mengunyah cengkih. Sedangkan di Persia, cengkih digunakan sebagai lambang cinta. Dan sejak tahun 1980 cengkih digunakan sebagai periang yaitu sebagai pencampur tembakau ditambah rempah-rempah (Kemala, 1988).
Cengkih varietas ‘Afo’ adalah tetua dari cengkih zanzibar yang merupakan salah satu varietas cengkih unggulan di Indonesia dan cengkih tertua di dunia karena mencapai usia ratusan tahun. Afo disinyalir bermakna tua dalam bahasa asli Maluku Utara.
Terdapat empat tipe unggul tanaman cengkih, yaitu Zanzibar, Siputih, Sikotok dan Ambon. Tipe Zanzibar memiliki percabangan lurus ke atas membentuk sudut 45 derajat, bentuk tajuk kerucut, batang utama bercabang, bentuk daun bulat panjang simetris, warna bunga kemerah-merahan, dan warna buah matang ungu hitam.
rempah
Bunga cengkih yang sedang dikeringkan. Foto: wikemedia commons
Secara morfologi cengkih termasuk jenis tumbuhan perdu yang memiliki batang pohon besar dan berkayu keras. Tingginya dapat mencapai 15 – 40 m. Kanopi tanaman cengkih berbentuk silindris, piramid, dan bulat telur bergantung pada tipenya. Tanaman cengkih memiliki batang percabangan yang banyak dan berbentuk bulat mengilap. Daun pada tanaman cengkih berbentuk lonjong sampai elips dengan panjang daun 7 – 13 cm, dan lebar daun 3 – 6 cm, dan letak daun cengkih berhadap-hadapan pada ranting tanaman.
Sistem pembungaan pada tanaman cengkih bersifat terminal, yaitu bunga-bunga terbentuk pada ujung kuncup. Pembentukan bakal bunga ditandai oleh pembentukan tunas-tunas ujung yang tumpul dan berwarna hijau (primordia). Setelah pembungaan akan terbentuk buah dengan ukuran panjang 2.5 – 3.5 cm dan diameter 1 – 2 cm. Daging buah relatif tebal, berwarna hijau kemerahan pada waktu muda dan berwarna merah tua keunguan pada saat masak. Biji cengkih berbentuk agak memanjang (oblong), panjang ± 1.5 – 2 cm, dan lebar ± 0.8 cm. Biji tidak melekat pada daging buah dan mempunyai dua keping dikotil yang tebal (Balittro 1997).
Seiiring berkembangnya zaman dan teknologi, maka cengkih tidak hanya sekadar digunakan sebagai bahan dari campuran tembakau/rokok. Potensi tanaman cengkih antara lain sebagai bahan alami untuk obat anti nyamuk. Kemudian senyawa yang terdapat dalam daun cengkih yaitu eugenol memiliki khasiat sebagai antibakteri.
Pada bunga cengkih yang sudah kering dapat digunakan sebagai obat kolera dan menambah denyut jantung. Minyak cengkih sering digunakan untuk memperkuat lendir usus dan lambung, menambah jumlah sel darah putih, mengobati bisul, pengharum mulut dan paling terkenal adalah mengobati sakit gigi (Waluyo, 2004). Selain itu tanaman cengkih juga dapat dijadikan sebagai obat tradisional karena memiliki khasiat mengatasi sinusitis, mual dan muntah, kembung, masuk angin, sakit kepala, radang lambung, batuk, terlambat haid, rematik, dan campak.
Saat ini Indonesia merupakan negara produsen dan konsumen cengkih terbesar di dunia, terutama untuk memenuhi kebutuhan bahan baku rokok kretek. Aroma cengkih inilah yang menjadi daya tarik bagi bangsa asing, disamping khasiat yang terkandung di dalamnya.
Data yang disajikan oleh FAO (2012) serta Pusat dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian (2014) menyebutkan bahwa pada tahun 2012 produksi cengkih Indonesia mencapai 79,25 ribu ton, sedangkan produksi cengkih dunia pada tahun yang sama mencapai sekitar 111,65 ribu ton. Dengan kata lain Indonesia memberikan kontribusi 70,99 % terhadap total produksi cengkih dunia.

Komentar

Postingan Populer